Daun, Pembungkus Makanan Paling Aman dan Ramah Lingkungan

22.59 0 Comments

Daun, Pembungkus Makanan Paling Aman dan Ramah Lingkungan

1373100713602335722

Nikmat makanan yang terbungkus daun tak bisa tergantikan oleh plastik maupun kertas. Malah sebagian orang rela tidak memakannya bila makanan yang biasanya terbungkus daun diganti dengan bahan sintetis meskipun warna dan bentuknya sangat mirip dengan daun. Suamiku misalnya, meski penggemar tape, tapi kalau tape itu terbungkus plastic atau mika takkan mau ia menyentuhnya. Begitu juga lontong yang memakai plastik saat proses memasaknya pasti akan ditolaknya, katanya “nggilani.”

Nasi uduk bertambah sedap karena aroma daun pisang sebagai pembungkusnya, begitu pula dengan pepes ikan, kue pisang nogosari, lontong, ketupat, botok, kue bugis, kue pudak, nasi tumpeng atau bubur merah putih pun lebih sedap bila dialasi dengan daun pisang.

Ternyata bukan Cuma orang Indonesia saja yang menjadikan daun sebagai pembungkus makanan yang ramah lingkungan dan murah ini. Bangsa Yunani dan Mexico pun memakai daun anggur dan pelepah jagung untuk membungkus makanannya.

Sebenarnya teknik membungkus makanan adalah salah satu upaya mempercantik tampilan makanan, memiliki aroma yang khas, lebih lezat selain fungsinya sebagai pengempuk. Contohnya, daun papaya terbukti bisa mengempukkan daging karena mengandung zat papain. Biasanya daging sapi atau daging kambing yang sudah tua dibungkus dengan daun papaya selama kurang lebih 30 menit bisa empuk sehingga memperpendek proses memasak.

Peranan daun dalam mengharumkan, mempersedap makanan bukan hanya milik daun pisang. Masih banyak daun-daun lain yang ada di pekarangan kita seperti daun jati sebagai alas keranjang berkat dan nasi jamblang dari Cirebon sagat sedap bila menggunakan daun ini. Daun mengkudu untuk alas botok sebelum ditum daun pisang, daun mangkokan, daun kelapa/janur untuk membungkus ketupat/lepet, daun bambu untuk alas mempresto bandeng, daun nangka untuk membuat apem procot dan masih banyak lagi.

Tidak Cuma menarik dan membuat sedap daun juga bisa dibuat sebagai penghias makanan dan pengawet makanan yang sehat. Hal ini bisa dibuktikan dengan cara sederhana. Makanan yang dibngkus dengan plastic atau bahan sintetis lainnya akan mudah basi/membusuk. Tempe misalnya, bila dibungkus dengan daun tidak cepat busuk dibanding dengan yang dibbungkus plastic.
Molekul kecil pada kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus tempe atau bahan makanan lainnya akan melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas, hal inilah yang dapat menyebabkan cepatnya pembusukan tempe. Apalagi jika plastik diolah dari bahan yang berbahaya, hal ini dapat mengakibatkan bahan kimia bercampur dengan tempe dan akan menghambat pertumbuhan kapang.

Kata para ahli biologi, kapang merupakan jenis jamur MULTISELULER yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan - bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora.

Kapang tempe yang digunakan bersifat aerob obligat, artinya membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu jika tempe dibungkus dengan plastik yang rapat dikhawatirkan proses fermentasi akan terhambat dan kualiatas kapang yang dihasilkan akan mempengaruhi kulaits tempe juga. Ingat, kapang tempe  sangat membutuhkan udara!  Selain itu, plastik tidak mempunyai rongga karena partikel-partikelnya padat,sementara itu daun pisang memiliki rongga yang tidak terlalu padat sehingga sirkulasi udara berjalan lancar yang berguna bagi tempe ketika menguap.
Sementara itu daun pisang  merupakan bahan organik yang memiliki sifat kontaminan alami yang ada pada daunnya. Daun pisang masih bisa melakukan sirkulasi udara Karena rongga-rongga udaranya. Ini dia yang menambah  kelebihan  tempe jika dibungkus dengan daun pisang, kandungan polifenol yang terdapat pada daun pisang sama dengan daun teh yang dapat menjadi antioxidant. Antioxidant polifenol dapat mengurangi resiko penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker. Aroma dari tempe pun akan lebih harum dan tak berbau tengik karena ada kandungan polifenol ini. Kandungan polifenol juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus dan akan lebih memaksimalkan proses fermentasi pada tempe karena kapang tumbuh dengan baik.

Mari kembali ke alam, kembali menggunakan daun sebagai pembungkus makanan yang paling aman dan ramah lingkungan.

Sumber : http://green.kompasiana.com/polusi/2013/07/06/daun-pembungkus-makanan-paling-aman-dan-ramah-lingkungan-574867.html
Tim peneliti di Universitas Waterloo, Kanada, mengungkap bahwa smartphone ternyata tidak selalu membuat penggunanya pintar.

Dengan menguji sebanyak 600 orang, para responden menjalankan tes pengujian kemampuan verbal, berhitung, serta kemampuan memahami sesuatu dan menganalisa permasalahan.

Hasilnya adalah pengguna yang bergantung pada smartphone justru memiliki kecerdasan rendah serta kesulitan untuk menganalisa. Tidak hanya itu, mereka yang suka menggunakan smartphone juga sulit dalam mengingat bahkan menghitung.

Gordon Pennycook, ilmuwan dari Universitas Waterloo dalam sebuah pernyataan mengatakan, frekuensi penggunaan smartphone berkaitan dengan tingkat kecerdasan.

Menurutnya, pengguna smartphone cenderung lebih malas untuk mengingat dan menghitung, yang sedianya aktivitas tersebut bisa dilakukan dengan normal tanpa bantuan smartphone.

Studi tersebut juga memperoleh hasil yang berbanding balik bagi pengguna smartphone yang tak aktif.

"Penelitian kami menyediakan dukungan untuk hubungan antara penggunaan smartphone dan penurunan kecerdasan. Mengenai apakah smartphone sebenarnya merupakan penyebab penurunan kecerdasan, masih merupakan pertanyaan terbuka yang membutuhkan penelitian masa depan," ujar Pennycook.

Riset ini menyimpulkan bahwa pengguna smartphone yang tidak terlalu aktif memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik, demikian lansir ReadyNutrition.com. [
- See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2186298/studi-smartphone-sebabkan-penurunan-kecerdasan#sthash.5WGjsf

0 komentar: