CHRIS LIE, KOMIKUS DUNIA BANGKITKAN KOMIK INDONESIA
CHRIS LIE, KOMIKUS DUNIA BANGKITKAN KOMIK INDONESIA
KabariNews – Chris Lie, satu-satunya orang Indonesia yang menembus industri komik mainstream di
Amerika. Prihatin akan keberadaan komik di Tanah Air, kini ia kembali
ke Indonesia, menularkan semangat berkreasi untuk membangkitkan komik
nasional.
Bagi penggemar komik, nama Chris Lie pasti tidak asing lagi di telinga.
Pria asal Solo ini memang sudah mencatatkan namanya di beberapa kreasi
komik dunia, di antaranya Komik GI Joe,Transformers, Drafted. Beberapa karyanya yang lain adalah menciptakan konsep karakter mainan untuk Amazing Spiderman,Iron Man, GI Joe, Transformer dan masih banyak lagi.
“Saya prihatin melihat keberadaan komik di Indonesia, makanya saya kini
kembali ke Tanah Air. Saya ingin menghidupkan kembali komik nasional
dengan melahirkan re:ON Comics. Bersama dua rekannya, ia bertekad bulat menerbitkan re:ON Comics demi
menjadikan komik Indonesia sebagai Tuan Rumah di negeri sendiri,” ujar
Chris kepada KABARI dalam obrolan santai di suatu sore di kawasan Tebet,
Jakarta Selatan.
Komik dan ilustrasi dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri Chris
Lie. Sejak kecil, ia penyuka komik, lalu mempelajarinya secara otodidak,
bahkan ia punya mimpi ingin membuat komik sendiri. Hebatnya, ia tak
berhenti di sekadar bermimpi, melainkan ia mampu mewujudkan mimpinya itu
menjadi realita yang indah setelah berhasil menyabet beasiswa S2
Fulbright di Amerika.
“Saya belajar dari mencontoh komik yang saya baca. Sejak kecil,
cita-cita saya ingin bisa belajar komik secara formal dan itu tercapai
ketika saya berhasil mendapatkan beasiswa Fulbright pada tahun 2003
untuk meneruskan S2 di bidang Sequential Art di Savannah College of Arts and Design,” ungkap Chris, penuh syukur.
Lewat Komik Chris Mendunia
Selama
menuntut ilmu di Georgia, Chris sempat magang di Devil’s Due
Publishing, sebuah perusahaan penerbitan ternama yang memegang lisensi
komik GI Joe di Chicago. Dalam
perjalanannya, Hasbro, selaku perusahaan mainan raksasa pemegang lisensi
pusat GI Joe, tertarik pada desain dan gambar karya Chris. Sejak itu ia
dipercaya menggarap proyek-proyek Devil’s Due, sembari terus
menyelesaikan kuliahnya.
Kecerdasan dan talenta Chris memang di atas rata-rata. Itu terbukti
dengan sederet pencapaian yang berhasil diraihnya. Sebelumnya ia
tercatat sebagai lulusan terbaik di Fakultas Teknik Arsitektur di
Institut Teknik Bandung (ITB), kemudian prestasi akademik serupa
diraihnya di Amerika Serikat. Ia berhasil menyabet gelar master dengan
predikat sebagai Lulusan Terbaik (Excle Laureate) untuk seluruh lulusan S2 di SCAD pada 2005.
Beberapa karyanya pun mendapat apresiasi positif. Yang paling
mengesankan, menurut Chris, adalah saat karyanya diterbitkan di Amerika,
juga Return to Labyrinth Graphic, novel 1-4 masuk dalam daftar New York Times Manga Bestseller. Return to Labyrinth dan Drafted laris, karena saya co-creator-nya dan sekarang hak filmnya sudah dibeli Hollywood untuk dibuat film dan serial TV,” kata ayah satu putra itu.
Karir di pentas komik dunia agaknya tak serta merta membuatnya berpuas
diri. Apa yang mengusiknya untuk melakukan lompatan jauh? Pada 2007
Chris justru memilih pulang ke Indonesia! Ia ingin membangun bisnisnya
sendiri dengan mendirikan Caravan Studio. Tidak takut sepi order?
Jangan salah. Pulang kampung, justru semakin banyak tawaran yang datang.
Hampir semuaya dari perusahaan Amerika, seperti Marvel, Hasbro, Mattel,
Lego, dan Sony Online Entertaiment. Mereka masih mempercayai Chris.
re:ON Hidupkan Komik Indonesia Kembali
Namun,
kecintaan Chris Lie pada budaya lokal begitu kuat memanggil. Chris
menghidupkan kembali komik lokal, semata untuk mengobarkan kembali rasa
percaya diri para komikus nasional agar bisa berjaya lagi di negeri
sendiri. “Saya lebih ingin menyejahterakan komikus di Indonesia, maka
saya mendirikan penerbitan komik Indonesia dengan nama re:ON. Saya ingin
komik Indonesia laris dan disukai pembaca Indonesia. Komikus Indonesia
pun bisa hidup layak dari karakter yang mereka ciptakan. Dan juga,
profesi komikus kelak tidak dianggap sebelah mata lagi,” lanjutnya.
Nama penerbitan re:ON diambil dari prefiks re yang berarti ‘kembali’ dan kata ON ‘hidup’. Secara utuh, re:ON berarti
menghidupkan kembali komik nasional. Di sini konsep dan tokohnya tidak
kalah dari serial komik luar negeri. Chris dan rekan-rekannya punya
harapan besar, melalui re:ON, komik Indonesia bisa tampil sebagai Tuan
Rumah di negeri sendiri dengan menghadirkan konten bermutu bagi
masyarakat pembaca. Hadirnya re:ON sekaligus juga jadi ‘obat kangen’
bagi para komikus nasional untuk berkarya.
Komik Indonesia pernah berjaya pada 1970-an. Namun sayang, sekitar
1980-an kualitas komik lokal dinilai buruk dan dianggap tidak mendidik.
Sejak itu perlahan tapi pasti, komik Indonesia tergilas dengan hadirnya
komik Eropa dan Jepang. “Saat itu konten komik Indonesia sangat buruk
sehingga untuk terbit harus mendapatkan izin dari Kepolisian. Nah, saat
kekosongan itulah, datang komik Eropa dan Jepang dengan kualitas gambar
dan cerita yang lebih bagus. Karena laku, penerbitan makin getol
menerbitkan komik impor sampai sekarang,” paparnya.
Apa yang harus dilakukan Indonesia untuk memajukan komik lokal? Menurut
Chris, penerbitan harus dikelola secara profesional dan bisa menghidupi
komikus secara cukup. “Mempunyai promosi dan marketing yang bagus dan
mampu mengembangkan karakter-karakter tersebut menjadi bentuk media
lain, seperti film, game, danmerchandises seperti diaplikasikan di luar negeri. Inilah yang sedang dikerjakan re:ON Comics,” papar pria kelahiran Solo, 5 September 1974 itu.
Optimis Komik Indonesia Bangkit
Sejak
Juli 2013 hingga Januari 2015, re:ON Comics sudah menerbitkan 11 volume
yang terbit setiap 6 minggu sekali. Kompilasi komik karya anak bangsa
ini berisikan 6 cerita bersambung dengan genre yang beragam.
Harganya pun termasuk cukup terjangkau, hanya sekitar Rp20.000,
penggemar komik nasional bisa dengan mudah mendapatkan komik re:ON di
toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung dan TM Book Store. Selain itu
bisa juga didapatkan di indomaret. Pecinta komik di mancanegara dapat
mengaksesnya secara online dengan mengklik www.rakuten.co.id/shop/reoncomics/.
Tokoh-tokoh yang diciptakan pun tidak kalah dari komik impor. Beberapa judul di antaranya adalah The Grand Legend Ramayana, Lemon Leaf, Journal of Platina Parlour, Galau Man, Hyper Fusion Cyborg Idol Rinka, Lay-Lay Cat,Tawur dan Me Vs Big Slacker Baby. Mengawali Tahun Baru 2015, serial baru lahir dari re:ON, yaitu volume 11, berjudul Math.
Komikus yang sudah mendunia ini yakin re:ON bisa diterima pecinta komik
nasional, bahkan bisa mendunia. Ia gembira melihat industri komik lokal
sekarang naik daun. Terbukti dari pembacanya yang sudah sangat loyal.
“re:ON Comics baru berumur 1,5 tahun, tapi oplahnya mencapai 17.000
eksemplar, jauh dari kebanyakan komik impor yang judulnya tidak terlalu
terkenal dan oplahnya 3.000 eksemplar,” pungkas Chris, bahagia. (1001)
0 komentar: