MENJEJAK AIR DI PLANET BUMI-SUPER
Menjejak Air di Planet Bumi-Super
Kehidupan itu seperti misteri! Rasa penasaran membawa manusia pada
perjalanan panjang pencarian kehidupan lain di luar Bumi! Planet-planet
ditemukan. Tapi, agar kehidupan seperti yang kita kenal bisa bertumbuh
di planet lain, maka syarat utamanya adalah, planet-planet itu
membutuhkan air dalam wujud cair, atau lautan.
Ilustrasi planet lautan dengan planet raksasa tampak terbit di ufuk. Kredit: David A. Aguilar (CfA)
Berdasarkan bukti geologi, air di Bumi sudah ada selama hampir sepanjang
sejarah keberadaan Bumi itu sendiri. Akan tetapi, apakah planet di
bintang lain akan memiliki kondisi yang sama? Utamanya untuk
planet-planet Bumi-super.
Sekedar mengingatkan, ketika kita berbicara tentang mencari kehidupan di
planet lain maka syarat utamanya adalah keberadaan lautan di permukaan
planet. Untuk itu, planet yang dicari adalah planet yang berada di zona
laik huni bintang atau area dimana temperaturnya cukup hangat bagi
planet untuk mempertahankan air dalam wujud cair di permukaannya.
Ketika para astronom mencari planet yang cocok untuk kehidupan lain,
maka yang akan jadi prioritas utama adalah jaraknya dari bintang supaya
berada di zona laik huni dan temperaturnya agar si planet bisa memiliki
air dalam wujud cair. Tapi ada satu hal yang juga harus diperhatikan.
Lautan di dalam planet itu sendiri! Dan dengan keberadaan Bumi-super
yang banyak ditemukan, maka ini saatnya para astronom untuk meneliti
apakah ada kemungkinan keberadaan air di planet-planet tersebut.
Mencari Air…
Di Bumi, lautan memang menyelimuti 70% permukaan Bumi. Tapi itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan Bumi yang sebagian besar disusun oleh batuan dan besi. Kandungan air di Bumi hanya sepersepuluh persen dan lautan yang ada hanyalah film yang sangat tipis seperti kabut di cermin. Meskipun demikian, air di Bumi tidak hanya berada di permukaan.
Di Bumi, lautan memang menyelimuti 70% permukaan Bumi. Tapi itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan Bumi yang sebagian besar disusun oleh batuan dan besi. Kandungan air di Bumi hanya sepersepuluh persen dan lautan yang ada hanyalah film yang sangat tipis seperti kabut di cermin. Meskipun demikian, air di Bumi tidak hanya berada di permukaan.
Penelitian menunjukkan kalau air di bumi juga ada di mantel atau lapisan
Bumi. Air pada mantel Bumi ini ditarik ke lapisan bawah tanah oleh
pergerakan lempeng tektonik dan subduksi di dasar laut. Akibatnya,
lautan di Bumi akan lenyap oleh proses ini. Akan tetapi dalam proses,
terjadi pengembalian air ke permukaan lewat vulkanik khususnya pada
gunung api di dalam laut. Bumi bisa mempertahankan lautan di
permukaannya dari siklus planet yang terjadi secara berkesinambungan.
Dalam pemaparannya di Pertemuan Astronom Amerika ke-225 di Seattle, Washington, Laura Schaefer dariHarvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), menceritakan hasil simulasi komputasi yang ia lakukan untuk mencari kemungkinan keberadaan air di planet Bumi-super.
Dalam simulasinya, Laura Schaefer mencari tahu apakah proses daur ulang
yang terjadi di Bumi bisa terjadi di planet Bumi-super yang massanya
sampai dengan 5 massa Bumi atau yang ukurannya 1,5 ukuran Bumi. Tak
hanya itu. Ia juga meneliti waktu yang dibutuhkan oleh planet Bumi-super
untuk membentuk laut, setelah planet mengalami pendinginan sehingga
kerak planet semakin solid.
Hasilnya, planet yang massanya 2 – 4 kali massa Bumi justru lebih baik
dalam membentuk dan mempertahankan keberadaan air dibanding Bumi. Laut
di Bumi-super akan dapat bertahan selama 10 milyar tahun kecuali kalau
bintang induknya berevolusi menjadi bintang raksasa merah. Sedangkan
planet Bumi-super dengan massa 5 massa Bumi, membutuhkan waktu lebih
lama. Laut di planet ini tidak terbentuk dalam waktu beberapa milyar
tahun karena kerak yang tebal dan lapisan litosfer yang menyebabkan
penundaan dimulainya pelepasan gas vulkanik.
Artinya, jika ingin mencari kehidupan di planet lain maka astronom harus
mencarinya pada planet Bumi-super yang lebih tua. Mengapa demikian?
Setelah laut terbentuk, maka butuh waktu untuk membentuk proses kimia
yang sesuai untuk munculnya kehidupan secara global. Dan setelah itu,
masih dibutuhkan juga waktu bagi kehidupan untuk mengubah atmosfer
planet. Karena itu, butuh waktu yang cukup panjang sebelum kehidupan
yang kita kenal bisa dideteksi di sebuah planet Bumi-super.
Jadi, jika hendak mencari kehidupan kompleks di planet lain yang
diasumsikan memiliki laju evolusi yang sama
0 komentar: